Image default
Berita Terkini

Sejarah Hari Juang Polri: Upaya Menghidupkan Kembali Semangat Juang Kepolisian

Jakarta – Hari Juang Polri adalah momentum penting dalam perjalanan sejarah kepolisian Indonesia. Ditetapkan pada tanggal 21 Agustus 2024, Hari Juang Polri tidak hanya berfungsi sebagai peringatan historis, tetapi juga sebagai upaya untuk menanamkan kembali nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme di kalangan anggota Polri dan masyarakat umum. Hari Juang Polri adalah pengingat bagaimana polisi Indonesia, terutama Polisi Istimewa, turut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sejak 1945.

Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi adalah tokoh sentral di balik inisiatif penetapan Hari Juang Polri. Dengan dedikasi dan komitmennya terhadap sejarah dan kepolisian, ia memulai perjuangan panjang selama 14 tahun untuk menjadikan tanggal ini sebagai hari nasional yang dihormati.

Artikel ini akan membahas bagaimana Hari Juang Polri bisa menjadi warisan kepahlawanan bagi generasi muda, serta peran penting Arif Wachyunadi dalam upaya tersebut.

Sejarah dan Latar Belakang Hari Juang Polri

21 Agustus 1945 Inspektur Polisi Kelas I Muhammad Jasin pimpin apel pagi di halaman Markas Polisi Istimewa Surabaya
21 Agustus 1945 Inspektur Polisi Kelas I Muhammad Jasin pimpin apel pagi di halaman Markas Polisi Istimewa Surabaya | Foto : Polri

Pada tanggal 21 Agustus 1945, salah satu momen bersejarah bagi kepolisian Indonesia terjadi ketika M Jasin, seorang perwira Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsutai), memproklamasikan berdirinya Polisi Republik Indonesia. Ini merupakan tonggak awal di mana kepolisian secara formal menyatakan kesetiaan dan dukungan mereka terhadap Republik Indonesia yang baru diproklamasikan. Sebagai pasukan yang terorganisir dengan senjata lengkap, Polisi Istimewa memainkan peran penting dalam berbagai pertempuran melawan penjajah, terutama di Surabaya.

Polisi Istimewa tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga turut serta dalam perlawanan bersenjata, membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini, yang terjadi di Surabaya, menjadi dasar bagi Hari Juang Polri yang sekarang diperingati sebagai simbol perjuangan polisi dalam sejarah bangsa.

Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi adalah seorang tokoh visioner yang menyadari pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai kepahlawanan dalam kepolisian. Pada tahun 2010, ia memulai perjalanan panjang untuk menjadikan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri. Inisiatif ini dimulai dari kecintaannya terhadap sejarah Polri dan komitmennya untuk menjaga agar generasi mendatang tetap menghargai perjuangan para pendahulu.

Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi mengadakan berbagai sarasehan, diskusi sejarah, serta menggalang dukungan dari berbagai tokoh penting di Polri dan akademisi. Usahanya menghadapi berbagai tantangan birokrasi dan administratif, tetapi dia tetap gigih dalam upayanya. Salah satu tonggak penting dalam perjuangannya adalah pengakuan pemerintah atas M Jasin sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2015, yang semakin memperkuat argumentasi untuk menjadikan 21 Agustus sebagai Hari Juang Polri.

Hari Juang Polri sebagai Simbol Kepahlawanan

Hari Juang Polri lebih dari sekadar peringatan sejarah. Hari ini adalah perayaan nilai-nilai kepahlawanan, dedikasi, loyalitas, dan patriotisme yang ditunjukkan oleh polisi Indonesia dalam sejarah perjuangan bangsa. Polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari kekuatan yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Nilai-nilai ini menjadi sangat relevan, terutama di era modern, di mana generasi muda cenderung lebih terhubung dengan perkembangan teknologi global dibandingkan dengan sejarah bangsanya sendiri.

Hari Juang Polri dapat menjadi pengingat bahwa kepahlawanan tidak hanya berkaitan dengan pertempuran fisik, tetapi juga dengan tanggung jawab moral, pengabdian kepada negara, dan komitmen untuk melayani dan melindungi masyarakat. Nilai-nilai inilah yang harus diwariskan kepada generasi muda, terutama anggota Polri, untuk memastikan bahwa semangat juang dan pengabdian tetap hidup.

Generasi muda, baik di dalam maupun di luar institusi Polri, adalah pewaris masa depan bangsa. Dalam era yang semakin modern dan global, semangat nasionalisme di kalangan generasi muda sering kali mengalami pergeseran akibat pengaruh luar dan perkembangan teknologi yang cepat. Namun, melalui Hari Juang Polri, semangat nasionalisme dapat dihidupkan kembali. Peringatan ini memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengenal lebih dekat sejarah perjuangan bangsa, khususnya peran Polri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Acara-acara seperti upacara peringatan, pameran sejarah, diskusi publik, dan sarasehan tentang perjuangan kepolisian dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. Dengan mengenal dan menghargai sejarah, generasi muda akan lebih termotivasi untuk menjaga kedaulatan bangsa serta menjalankan peran mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

 

Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi: Peran Sentral dalam Penetapan Hari Juang Polri

Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi
Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi

Sejak awal, Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam memperjuangkan pengakuan Hari Juang Polri. Perjalanannya tidak mudah. Dia harus menghadapi banyak tantangan birokrasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung inisiatifnya. Namun, dengan ketekunan dan jaringan yang kuat, dia berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik di internal Polri maupun dari akademisi sejarah.

Salah satu pencapaian penting Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi adalah menyelenggarakan sarasehan pada 5 November 2015 di Surabaya, yang membahas peran penting Polisi Istimewa dalam peristiwa Hari Pahlawan pada 10 November 1945. Dalam sarasehan tersebut, hadir pula Kapten Polisi Moekari, seorang saksi hidup yang turut berjuang sebagai anggota Polisi Istimewa.

Selain itu, Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi juga bekerja sama dengan berbagai akademisi dan pejabat Polri. Dukungan dari Prof. Dr. Anhar Gonggong, ahli sejarah dari Lemhannas RI, serta Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya, sangat penting dalam memperkuat argumentasi bahwa 21 Agustus adalah hari yang layak dijadikan sebagai Hari Juang Polri.

Tak hanya itu, dia juga mendapat dukungan dari Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Kapolri pada tahun 2024, yang secara resmi menetapkan Hari Juang Polri melalui Surat Keputusan Kapolri pada 22 Januari 2024. Dengan adanya keputusan ini, perjuangan Arif Wachyunadi selama 14 tahun mencapai puncaknya, dan tanggal 21 Agustus pun diakui sebagai Hari Juang Polri yang akan diperingati setiap tahun.

Meskipun akhirnya berhasil, perjalanan panjang Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi dalam menginisiasi Hari Juang Polri bukan tanpa hambatan. Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya kesadaran di kalangan pejabat tentang pentingnya momen sejarah ini. Banyak yang belum memahami sepenuhnya kontribusi Polisi Istimewa dalam perjuangan kemerdekaan. Selain itu, hambatan birokrasi dan politik juga sering kali memperlambat proses legalitas penetapan hari tersebut.

Namun, melalui kegigihan dan jaringan yang kuat, Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi berhasil meyakinkan berbagai pihak untuk mendukung inisiatif ini. Perjuangannya adalah contoh nyata bagaimana tekad dan dedikasi bisa mengubah pandangan banyak orang dan menghasilkan keputusan yang berdampak besar.

Hari Juang Polri: Warisan bagi Generasi Muda

Sebagai bagian dari institusi yang telah berjuang sejak masa awal kemerdekaan, anggota Polri harus memahami betapa pentingnya nilai-nilai kepahlawanan yang diwariskan oleh para pendahulu mereka. Hari Juang Polri bukan hanya sekadar perayaan tahunan, tetapi juga momen refleksi bagi anggota Polri untuk mengingat kembali peran mereka dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara.

Dalam konteks modern, anggota Polri menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, semangat juang, dedikasi, dan loyalitas yang sama harus tetap ada. Melalui Hari Juang Polri, generasi muda di Polri diajak untuk meneladani semangat kepahlawanan dan nasionalisme yang telah ditunjukkan oleh Polisi Istimewa pada masa perjuangan kemerdekaan.

Hari Juang Polri juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat umum. Melalui peringatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal lebih dekat peran Polri dalam sejarah bangsa. Ini bisa dilakukan melalui kegiatan seperti pameran sejarah, diskusi publik, film dokumenter, dan karya sastra yang mengangkat perjuangan polisi dalam mempertahankan kemerdekaan.

Bagi generasi muda, Hari Juang Polri dapat menjadi momen untuk menggali kembali jati diri mereka sebagai warga negara yang memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga bangsa dan negara. Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai kepahlawanan, generasi muda akan lebih tergerak untuk berkontribusi bagi negara, baik dalam bidang keamanan maupun bidang lainnya.

Penutup

Hari Juang Polri adalah simbol penting yang mengingatkan kita akan peran besar Polri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Melalui perjuangan Komjen Pol. Purn. Arif Wachyunadi yang gigih dan penuh dedikasi, tanggal 21 Agustus akhirnya diakui sebagai hari nasional yang diperingati sebagai Hari Juang Polri.

Hari ini tidak hanya menjadi momen peringatan sejarah, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme di kalangan anggota Polri dan masyarakat umum, khususnya generasi muda. Dengan menghargai sejarah dan memahami peran Polri dalam perjuangan kemerdekaan, kita dapat menghidupkan kembali semangat juang dan patriotisme di era modern ini.

Penulis: Dian Purwanto

Related posts

PKS Menilai Jakarta Tetap Layak Sebagai Ibu Kota, Ini Pertimbanganya

admin

Membangun Masa Depan Indonesia dengan Kabinet Zaken Merah Putih #BerharapuntukIndonesia

admin

Bagaskara Ikhlasulla Arif, Keponakan Jokowi, Naik Jabatan Jadi Manajer di Pertamina

admin

Leave a Comment